A. JENIS-JENIS MINYAK
Absolute Oil:
Minyak kental yang dihasilkan dari bahan tanaman melalui proses ekstraksi pelarut. Ini mengandung minyak atsiri serta senyawa-senyawa aroma lainnya dan memiliki aroma yang lebih kaya dan tahan lama.
Botanicals:
Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan dalam produksi minyak atsiri, ekstrak tumbuhan, dan produk-produk alami lainnya.
Carrier Oil (Minyak Pembawa):
Minyak nabati yang digunakan untuk mengencerkan minyak atsiri sebelum diaplikasikan pada kulit. Ini membantu mengurangi risiko iritasi kulit dan membantu minyak atsiri tersebar merata.
Cold Pressed Oil:
Minyak nabati yang diekstraksi dengan menekan bahan tanaman pada suhu rendah, biasanya tanpa penggunaan panas tambahan. Ini membantu mempertahankan nutrisi dan aroma yang lebih baik dalam minyak.
Essential Oil (Minyak Atsiri):
Minyak yang dihasilkan dari bagian tumbuhan tertentu (seperti daun, bunga, akar, batang, kulit, rimpang, dll.) melalui proses penyulingan uap atau metode ekstraksi lainnya. Minyak atsiri adalah hasil utama dari penyulingan, mengandung senyawa-senyawa aromatik yang memberikan aroma dan sifat khas tumbuhan bahan baku yang disuling.
Ekstrak Alkohol:
Beberapa bahan tanaman diekstraksi menggunakan alkohol untuk menghasilkan ekstrak cair yang kaya akan senyawa-senyawa aktif.
Ekstrak Tanaman:
Selain minyak atsiri, tanaman juga dapat memberikan berbagai jenis ekstrak yang mengandung senyawa-senyawa aktif lainnya. Ekstrak tanaman ini bisa digunakan dalam produk-produk perawatan kulit, suplemen, dan produk-produk kesehatan alami.
Floral Waters:
Cairan hasil sampingan dari penyulingan uap minyak atsiri berbahan baku bunga, mengandung sejumlah kecil minyak atsiri dan senyawa aroma lainnya.
Fractionated Oil:
Minyak yang dihasilkan dengan memisahkan komponen-komponen tertentu dari minyak asli melalui proses fraksinasi. Hasilnya adalah minyak dengan sifat-sifat khusus, misalnya, fraksinasi minyak kelapa menghasilkan minyak kelapa MCT (medium-chain triglycerides).
Hydrosol atau Distillate:
Hydrosol adalah air yang mengandung sejumlah kecil minyak esensial serta senyawa-senyawa lain dari tanaman, memberikan aroma ringan dan sifat-sifat tertentu. Merupakan produk sampingan dari proses penyulingan uap minyak atsiri atau bahan nabati lainnya.
Minyak Akar:
Bagian akar dari beberapa tanaman dapat menghasilkan minyak yang digunakan dalam produk perawatan rambut dan kulit.
Minyak Bijian:
Biji dari beberapa tanaman menghasilkan minyak yang kaya akan lemak dan nutrisi. Contohnya adalah minyak biji bunga matahari atau minyak biji rami.
Minyak Buah:
Beberapa tanaman menghasilkan minyak dari buah-buahannya, seperti minyak zaitun dari zaitun, minyak jeruk dari kulit jeruk, atau minyak biji delima dari biji delima.
Minyak Bunga:
Bunga dari beberapa tanaman menghasilkan minyak dengan aroma yang khas dan umumnya digunakan dalam parfum dan produk perawatan kulit.
Minyak Daun:
Daun-daun dari beberapa tanaman juga bisa memberikan minyak dengan aroma dan sifat tertentu.
Minyak Kacang-kacangan:
Kacang-kacangan tertentu, seperti kacang tanah, dapat menghasilkan minyak yang umum digunakan dalam memasak dan produk makanan.
Minyak Serbuk (Oleoresin):
Minyak serbuk adalah hasil ekstraksi dengan pelarut yang kemudian diuapkan, meninggalkan campuran minyak dan senyawa aroma yang lebih padat.
Natural Isolate Oil:
Minyak yang dihasilkan dengan memisahkan atau mengisolasi komponen-komponen tertentu dari
Oleoresin:
Oleoresin adalah hasil ekstraksi bahan tumbuhan menggunakan pelarut tertentu, seperti etanol atau minyak nabati. Ini adalah campuran padat dari minyak atsiri dan senyawa aroma lainnya, umumnya digunakan dalam industri makanan dan minuman.
minyak atsiri atau bahan alami lainnya. Ini bisa berupa senyawa tunggal atau campuran terkonsentrasi dari komponen aroma.
RBD Oil (Refined, Bleached, Deodorized Oil):
Minyak nabati yang telah melalui serangkaian tahap pemurnian, pemutihan, dan penghilangan bau yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan tahan simpan minyak tersebut.
Rectified Oil:
Minyak yang telah melalui proses penyulingan tambahan untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan atau untuk memodifikasi aroma atau sifatnya.
Resin:
Senyawa lengket yang dihasilkan oleh beberapa tanaman, sering digunakan dalam minyak atsiri dan produk-produk kosmetik.
Unsaturated Fats:
Jenis lemak yang mengandung ikatan rangkap, sering ditemukan dalam minyak nabati dan dianggap lebih sehat daripada lemak jenuh.
Vegetable Oil (Minyak Nabati):
Minyak yang diekstraksi dari biji, buah, atau bagian lain dari tanaman. Ini adalah minyak yang kaya akan lemak dan sering digunakan dalam masakan, perawatan kulit, dan industri kosmetik.
Wax:
Substansi padat yang dihasilkan oleh beberapa tanaman, biasanya digunakan dalam produk perawatan kulit atau lilin.
B. METODE PRODUKSI MINYAK
CO2 Extraction (Supercritical Fluid Extraction):
Metode ekstraksi yang menggunakan karbon dioksida superkritis untuk mengekstrak minyak atsiri atau senyawa-senyawa lain dari bahan tanaman. Proses ini dapat menghasilkan minyak berkualitas tinggi tanpa menggunakan pelarut kimia.
Decantation:
Proses pemisahan minyak atsiri atau ekstrak dari cairan pengekstrak, umumnya melalui proses penyaringan atau pemisahan gravitasi.
Enfleurage:
Metode tradisional di mana bahan tanaman ditempatkan di atas lemak netral, seperti lemak hewan atau minyak nabati, untuk mengekstrak aroma dari bahan tersebut. Setelah jenuh dengan aroma, lemak diambil dan aroma diekstraksi menggunakan alkohol.
Extraction Efficiency:
Tingkat keberhasilan ekstraksi, diukur berdasarkan jumlah senyawa yang berhasil diekstrak dari bahan tanaman.
Flavor Extracts:
Ekstrak yang mengandung senyawa aroma dan rasa dari bahan makanan atau minuman, umumnya digunakan dalam industri makanan dan minuman.
Harvesting:
Proses memanen bahan tanaman pada waktu yang tepat untuk mendapatkan kualitas minyak atsiri atau bahan alami yang optimal.
Infusion:
Proses menggiling atau mencincang bahan tanaman dan merendamnya dalam minyak nabati untuk mengekstrak aroma dan senyawa-senyawa aktif lainnya.
Maceration:
Metode di mana bahan tanaman direndam dalam minyak nabati untuk mengekstrak aroma dan senyawa aktif lainnya. Minyak tersebut menjadi jenuh dengan aroma dan sifat-sifat tanaman.
Saponification:
Reaksi kimia di mana minyak atau lemak bereaksi dengan alkali, menghasilkan senyawa-senyawa seperti sabun dan gliserol.
SFE (Supercritical Fluid Extraction):
Metode ekstraksi yang menggunakan fluida superkritis (seperti karbon dioksida) untuk mengekstrak minyak atsiri atau senyawa-senyawa lain dari bahan tanaman. Proses ini menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan risiko kontaminasi yang rendah.
Solvent Extraction (Metode Ekstraksi Pelarut):
Proses ekstraksi di mana bahan tanaman direndam dalam pelarut kimia (seperti pelarut hidrokarbon) untuk mengekstrak minyak dan senyawa aroma lainnya. Setelah ekstraksi, pelarut dihilangkan, dan minyak yang dihasilkan dapat disebut absolute oil atau concrete.
Spagyric Extraction:
Metode ekstraksi yang berasal dari tradisi alkimia, yang melibatkan proses pemisahan, penyulingan, dan penggabungan kembali senyawa-senyawa aktif dari bahan tanaman untuk menghasilkan minyak dan ekstrak yang lebih kompleks.
Steam Distillation (Metode Penyulingan Uap):
Proses penyulingan di mana bahan tanaman diuapkan dengan uap air. Uap tersebut mengeluarkan minyak atsiri dari jaringan tanaman, dan kemudian uap tersebut didinginkan dan dikondensasikan kembali menjadi minyak dan air/hydrosol.
Supercritical Fluid:
Fluida yang berada dalam keadaan superkritis, yaitu di antara keadaan gas dan cair. Supercritical fluid, seperti karbon dioksida, digunakan dalam beberapa metode ekstraksi.
Vacuum Distillation:
Proses penyulingan uap yang dilakukan di bawah tekanan rendah untuk mengurangi suhu pemanasan dan mencegah kerusakan senyawa-senyawa aroma yang sensitif terhadap panas.
Yield:
Jumlah minyak atsiri atau ekstrak yang dihasilkan dari jumlah bahan tanaman tertentu, diukur dalam persentase.
C. METODE ANALISIS MINYAK
Chromatography:
Metode analisis kimia yang digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen-komponen dari minyak atsiri atau bahan alami lainnya berdasarkan perbedaan migrasi dalam fase diam dan fase gerak.
GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry):
Teknik analisis yang menggabungkan gas chromatography dan mass spectrometry untuk mengidentifikasi komponen-komponen dalam minyak atsiri dan bahan alami berdasarkan waktu retensi dan spektrum massa.
Olfactory:
Terminologi yang berkaitan dengan penciuman atau indera penciuman.
Quality Control:
Proses pemantauan dan pengujian untuk memastikan kualitas dan keseragaman produk minyak atsiri dan bahan alami lainnya.
Quality Grade:
Skala yang digunakan untuk menilai kualitas minyak atsiri atau bahan alami berdasarkan faktor seperti aroma, warna, dan komposisi kimia.
D. SENYAWA DALAM MINYAK
Aromatic Chemicals:
Senyawa kimia yang dihasilkan secara sintetis atau alami dan digunakan untuk menghasilkan aroma khas pada minyak atsiri, parfum, dan produk-produk aroma lainnya.
Balsam:
Senyawa yang dihasilkan oleh tanaman tertentu, sering memiliki aroma harum dan digunakan dalam minyak atsiri dan parfum.
Emollient:
Senyawa yang digunakan dalam produk perawatan kulit untuk melembapkan dan melunakkan kulit, termasuk dalam minyak nabati dan minyak atsiri.
Flavonoids:
Senyawa fenolik yang memberikan warna dan rasa pada banyak tanaman. Mereka juga memiliki potensi manfaat kesehatan dan sering terdapat dalam minyak nabati dan ekstrak herbal.
Glycosides:
Senyawa kimia yang ditemukan dalam tanaman dan sering menghasilkan aroma atau rasa tertentu saat dipecah atau dihidrolisis.
Ketone Compounds:
Senyawa-senyawa kimia yang ditemukan dalam minyak atsiri dan berkontribusi pada aroma dan sifat-sifat minyak tersebut.
Linalool:
Senyawa kimia yang sering ditemukan dalam minyak atsiri dan dikenal dengan aroma bunga yang khas.
Monoterpene:
Jenis senyawa kimia yang sering ditemukan dalam minyak atsiri dan memiliki aroma yang cerah dan segar.
Phytol:
Senyawa yang umumnya ditemukan dalam minyak nabati dan berperan sebagai prekursor dalam sintesis senyawa-senyawa aroma.
Phytochemicals:
Senyawa-senyawa alami yang ditemukan dalam tumbuhan dan memiliki potensi manfaat kesehatan. Mereka termasuk dalam minyak nabati dan ekstrak tumbuhan.
Terpenes:
Senyawa aromatik yang sering ditemukan dalam minyak atsiri dan bahan alami lainnya. Mereka memberikan aroma karakteristik pada minyak dan memiliki berbagai sifat khas.
Volatile Compounds:
Senyawa-senyawa yang mudah menguap dan memberikan aroma khas pada minyak atsiri dan bahan alami lainnya.
Volatile Organic Compounds (VOCs):
Senyawa kimia yang mudah menguap dan sering memberikan aroma pada minyak atsiri dan bahan alami lainnya.
E. APLIKASI MINYAK
Aromatherapy:
Terapi yang menggunakan aroma dari minyak atsiri untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional. Ini melibatkan penggunaan minyak atsiri dalam inhalasi, pijat, atau metode lainnya.
Dilution:
Proses mengencerkan minyak atsiri dengan minyak nabati atau carrier oil sebelum digunakan untuk aplikasi pada kulit atau penggunaan lainnya.
Therapeutic Properties:
Sifat-sifat kesehatan yang dikaitkan dengan minyak atsiri atau bahan alami lainnya, seperti sifat antiseptik atau antiinflamasi.